Etika Bercinta Suami-Istri Dalam Bingkai Sunah Nabi



Islam mengajarkan pemeluknya selalu menjaga etika dalam segala lini kehidupan, keluarga, tetangga, bahkan etika bercinta pasangan suami istri.
Setiap perintah dan larangan yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan pasti memiliki hikmah tersendiri. Namun terkadang kita tidak menyadari hal itu atau bahkan mengingkarinya hanya karena tidak sesuai dengan rasio manusia.
Hal ini bukan berarti Islam membatasi pemeluknya untuk berpikir kritis dan tajam. Namun, Islam hanya mengingatkan bahwa akal manusia itu terbatas.
Ilmu dan kekuasaan Allah Swt. lebih luas, bahkan sekalipun air laut menjadi tinta menuliskan ilmu Allah yang Maha Besar pasti tidak akan cukup.
Karenanya, Nabi ajarkan etika untuk umatnya dalam menjalani kebutuhan biologis pasangan suami istri. Paling tidak, 5 etika ini harus Anda perhatikan baik-baik.
1. Memakai Minyak WangiBercinta dalam keadaan fit dan fresh sangat dianjurkan dalam bercinta. Fit artinya Anda dalam keadaan tidak sedang lelah dan stres memikirkan pekerjaan di kantor.
Dalam keadaan fresh, pasangan suami istri akan merasakan hubungan ranjang yang luar biasa. Selain mandi, menggunakan minyak wangi dapat membangkitkan birahi Anda terhadap pasangan.
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Muhammad bin al-Muntasyir yang bertanya pada Aisyah tentang pandangan Ibnu Umar.  “Saya tidak suka pakai minyak wangi sampai membekas di baju kemudian saya ihram,”
Ibnu Umar memberi saran pada Ibrahim. Karena merasa bingung atas pernyataan Umar, Ibrahim pun bertanya, “Bagaimana menurut Anda pernyataan Ibnu Umar, Bu Aisyah?
“Loh, kok Ibnu Umar bilang begitu, ya? Padahal saya selalu memakaikan minyak wangi setiap kali Rasulullah Saw. hendak menggilir istri-istirnya. Di pagi hari, sisa bau wangi di baju Nabi masih tercium dan beliau langsung melakukan ihram,” begitu jawab Aisyah (H.R. Bukhari).
Badruddin al-‘Aini dalam ‘Umdatul Qari menjelaskan bahwa menggunakan minyak wangi saat bercinta dianjurkan karena dapat membangkitkan birahi.
Sementara, dalam ihram, kita dilarang menggunakan minyak wangi. Kecuali, kejadian yang dialami Rasulullah Saw. yang memakai minyak wangi di malam hari, sementara bau wangi di baju beliau masih tercium hingga beliau hendak ihram.
2. BerdoaSetiap perbuatan baik yang tidak diniati ibadah dan diawali berdoa tentu tidak bernilai seperti orang yang melakukan keduanya.
Bercinta bersama pasangan sah Anda, tentu termasuk bagian dari ibadah. Nah, hampir setiap perbuatan baik Rasulullah Saw. selalu mengajarkannya, termasuk doa untuk bercinta dengan pasangan Anda di atas ranjang.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
“Ketika Anda hendak menyetubuhi istri, berdoalah begini: bismillah, allahumma jannibnasy syaithan wa jannibisy syathana ma razaqtana. Diharapkan dengan doa ini, anak Anda menjadi saleh, karena setan tidak mengganggu hubung seks Anda” (H.R. Bukhari dan Muslim).
3. BercumbuBercumbu sebelum melakukan inti hubungan seks sangat dianjurkan menurut medis. Hal tersebut selain untuk membangkitkan berahi, juga dapat menghilangkan stres saat melakukan hubungan intim.
Ibnu Qudamah dalam al-Mughni (Juz 7 hal 300) menyatakan bahwa Nabi pernah bersabda,
“Jangan Anda menyetubuhi istri jika dia belum merasakan klimaks dalam bercumbu seperti Anda merasakan klimaks.  Dengan ini, diharapkan Anda dan istri akan merasakan klimaks seks bersamaan. Karenanya, lakukanlah dulu pemanasan dengan cara mengecupnya, merabanya, merangsangnya dengan berdesah. Bila istri sudah klimaks, setubuhilah dia.”
4. Hanya Melalui VaginaAllah Swt. dan Rasulullah Saw. mengajarkan hubungan seks suami istri sesuai fitrah manusia. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah yang mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
“Terlaknat seseorang yang menyetubuhi istrinya melalui dubur” (H.R. Abu Daud).
Menurut Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, teks-teks Alquran maupun Hadis yang terdapat kata yang berkaitan dengan adzab dan la’nat itu bertanda haram dilakukan.
Selain itu, perbuatan seks melalui dubur itu tidak sehat dan tidak sesuai fitrah manusia.
5. Boleh Bermacam GayaDalam memilih gaya seks, Islam tidak melarang sama sekali. Improvisasi dan kreatifitas dalam bercinta sangat diperlukan agar keduanya tidak merasa jenuh. Hanya saja, poin yang keempat di atas tadi harus benar-benar diperhatikan.
Jabir yang bercerita, “Orang-orang Yahudi melarang seorang suami menyetubuhi istrinya dengan bergaya doggy style, karena hal tersebut dapat membuat mata anak yang lahir nanti juling. Turunlah ayat yang menegur mitos orang-orang Yahudi tersebut, “Istri kalian itu bagaikan ladang, maka tanamilah sesuka hatimu” (QS. Al-Baqarah [2]: 223) (HR. Bukhari dan Muslim).

Related Posts

0 Response to "Etika Bercinta Suami-Istri Dalam Bingkai Sunah Nabi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel