SURABAYA - Warga Sememi Jaya, Surabaya, dihebohkan oleh adanya seorang perempuan lahir di ruas jalan.

Kejadian itu diketahui bunda Paud RW I Sememi Jaya panik saat diminta tolong perempuan muda akan melahirkan di tengah jalan.

Hal itu terjadi ketika para Bunda Paud usai mengajar di Paud yang berada di Balai RW 1 Gang III Sememi Jaya Surabaya, Kamis (20/9/2018).

Setelah beberapa orang berteriak meminta tolong, Marsi (48), Bunda Paud keluar dari Balai RW.

Dikatakan Marsi, saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, bunda-bunda Paud berteriak meminta tolong akan ada orang melahirkan di depan Balai RW.

Ia melihat seorang perempuan masih terlihat muda tergeletak di paving jalan sembari merintih menahan kelahiran anaknya.

"Si ibu ini sudah tiduran di jalan. Bayinya saya lihat sudah keluar kepalanya. Saya panik juga," kata Marsi saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya, Jumat (21/9/2018).

Diakui Marsi, ia kebingungan saat melihat bayi sudah proses melahirkan, sementara ibu bayi tampak lemas.

"Saya bingung, memang kejadiannya di situ (di jalan) mau saya bawa masuk kepala bayi sudah keluar," kata dia.

Perasaan Marsi campur aduk, antara akan membawa ke dalam Balai RW namun melihat ibu bayi lemas dan tak kuat mengejan sementara bayi keluar.

"Orangnya (ibu bayi) kurus sekali dan ga bisa kuat (mengejan). Saya minta bantal, saya usaha bilang untuk ibunya supaya mengejan 'ayo mbak ayo'. Saya tekan pelan-pelan perutnya juga," ujar dia.

Tak menunggu lama, bayi tersebut lahir dengan selamat hingga kemudian disusul bidan sekitar kampung.

"Bayinya selamat. Bayi laki-laki, bersih," imbuhnya.

Hanya gunakan kain serbet

Saat melihat peristiwa itu, perasaan Marsi menjadi campur aduk.

Marsi yang saat itu bersama enam bunda paud lainnya keluar dari Balai RW tempat mengajar anak-anak.

Ia melihat seorang perempuan berusia sekitar 24 tahun tergeletak lemas, merintih kesakitan berusaha melahirkan seorang diri.

"Saya taunya dia tergeletak. Ga tau dia (perempuan melahirkan) mau kemana atau dari mana saya ga tau," ucapnya.

Warga yang melihat sempat panik, namun Marsi berusaha menenangkan dirinya membantu kelahiran bayi.

"Saya ga mikir apa-apa, orang-orang teriak saya fokus ke perempuan ini. Spontan, saya fokus harus bisa mengeluarkan bayi itu. Saya ga mikir dengan cara apa, saya hanya pegang perutnya soalnya kan ga banyak orang juga," kata Marsi.

Ia menuntun ibu bayi tersebut untuk mengejan, dikatakan Marsi, ibu bayi kurang kuat mengejan lantaran sempat kekurangan air.

"Sepertinya kurang minum gak kuat, saya teriak minta bantal, minta sarung, minta air juga. Saya sempat panik," imbuh Marsi.

Setelah berteriak meminta kain dan bantal, Marsi hanya mendapatkan lap kain sebagai alas bayi saat proses melahirkan.

"Saya hanya dikasih serbet, ga pakai alat apa-apa. Saya teriak minta sarung juga ga ada, ga pakai alat apa-apa sudah darurat juga," kata Marsi.

Marsi mengaku kejadian tersebut darurat, sementara dirinya dan beberapa bunda paud yang lain panik.

Marsi berusaha menolong proses kelahiran bayi dengan tangan kosongnya.

Meski mengaku tak memiliki pengalaman membantu proses kelahiran, aksi heroiknya berhasil menyelamatkan bayi laki-laki lahir di ruas jalan.

"Saya gak ada pikiran apa-apa. Alhamdulillah selamat. Bisa banti melahirkan itu spontan dan rasa kemanusiaan melihat kejadian darurat itu. Semua sudah gupuh (panik) dan beberapa bunda-bunda Paud juga takut gak tega katanya. Tapi kami spontan," kata Marsi.

Tak berani potong ari-ari

Seusai menolong proses kelahiran bayi laki-laki di ruas Jalan Sememi Jaya, Marsi terus menggendongnya hingga bidan datang.

"Saya bantu sebiasanya tanpa alat apapun dan saya juga ga punya pengalaman, bayi keluar saya gendong sampai menunggu bidan datang," ujarnya.

Saat itu, dilanjutkan Marsi cuaca cerah sementara ia harus menyemangati ibu bayi tersebut untuk berusaha mengejan meski merintih dan mengerang kesakitan saat proses lahir.

"Beruntung tidak pendarahan, karena memang waktu itu darah yang keluar ga banyak," kata Marsi.

Marsi seorang diri membantu kelahiran bayi laki-laki tersebut, sementara enam rekan Bunda Paud lainnya turut menyemangati Marsi sembari panik melihat kejadian itu.

Ia sempat menyuruh warga yang melintas memanggil bidan sekitar kampung.

Sementara Bunda Paud lainnya juga memanggil pihak Puskesmas Sememi.

"Sekitar 45 menit saya menunggu bidan sambil menggendong bayi yang hanya memakai alas serbet, lap kain seadanya," tambahnya.

Perjuangan Marsi menolong ibu melahirkan itu berujung melegakan saat dirinya mengetahui bayi tersebut terlahir selamat.

Marsi tidak pernah menyangka kejadian tersebut ditanganinya tanpa bantuan dan alat lengkap, ia sempat meminta sarung dan gunting untuk merobek celana ibu bayi.

"Terakhir saya ga berani memotong ari-ari bayi jadi saya gendong dan menunggu bu bidan sampai datang dan membawa ke tempat bidan sekitar sini," jelas dia.

Sebelumnya, kejadian kelahiran bayi di ruas jalan ini diketahui bunda Paud RW 1 Sememi Jaya saat para bunda Paud selesai mengajar di Balai RW 1 Gang III Sememi Jaya Surabaya, Kamis (20/9/2018).

Saat itu seorang perempuan membawa anak balitanya mengerang kesakitan menahan kelahiran anak keduanya di jalanan depan Balai RW.

Kondisi bayinya saat ini

Bayi laki-laki yang ditolong Marsi saat proses kelahirannya memiliki berat sekitar 2,6 kilogram.

Marsi mengungkapkan, wanita yang menjadi ibu dari bayi tersebut sehari-harinya terlihat sebagai pengamen.

Saat kejadian, ibu melahirkan tersebut juga membawa anak balitanya.

Marsi yang berusaha membantu proses kelahiran mengatakan suasana saat itu panik, ia meminta pengendara yang lewat memanggil bidan.

"Bukan orang sini, orang Jember. Waktu kemarin itu dia lewat di depan Balai RW kemudian melahirkan di jalan," kata Dia.

Setelah sempat dilarikan ke rumah bidan, ibu dan bayi itu diperbolehkan pulang ke rumah kosnya di sekitar Sememi Jaya namun pihak bidan masih menyarankan untuk pemulihan kesehatan usai melahirkan.

Sementara bagi Marsi, kejadian yang tidak pernah dibayangkannya ini menjadi momen haru sekaligus bersyukur karena telah membantu ibu melahirkan dalam keadaan darurat di jalan.

Selain itu, perempuan yang juga bertugas sebagai mudin ini juga menyempatkan diri untuk melihat kondisi bayi dan ibu kandung bayi dan berembuk dengan Bunda-bunda Paud untuk saling membantu biaya perawatan persalinan bayi.

"Saya terima kasih selamat, takut dan gupuh, panik, ga tega dan spontan. Memang sempat memberitahu orang-orang di pesan tapi malah dikira simulasi katanya. Sekarang ibu dan bayinya sehat, untuk pengobatan kami bantu bareng-bareng," ujarnya kemudian tertawa haru.