Dokter Carissa Jadi Mualaf Gara-gara Pandemi Corona, Air Mata Tak Berhenti Mengalir, Ini Kisahnya!


Mediadakwah.online - (Sripoku.com) - Begini perjalanan hijrah seorang dokter gigi yang memutuskan untuk menjadi mualaf.

Mualaf merupakan sebutan bagi orang non-muslim yang mempunyai harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam.

Ada empat ayat yang menyatakan tentang muallaf dalam Alquran yaitu, surah Ali 'Imran ayat 103, surah al-Anfal ayat 63, surah at-Taubah ayat 60, dan surah an-Nur ayat 43.

Ada banyak faktor yang mengantarkan seseorang untuk memeluk agama Islam, salah satunya yakni hidayah.

Hidayah diberikan langsung oleh Allah Subhanahuwata'ala kepada manusia yang dikehendaki-Nya.

Sehingga betapa beruntungnya orang yang mendapat petunjuk dari Sang Pencipta.

Kisah perjalanan mualaf seseorang memang berbeda-beda, termasuk cerita dari seorang dokter gigi bernama Carissa Grani.

Berikut ulasan selengkapnya dibagikan melalui kanal YouTube Rasil TV yang tayang pada Sabtu, 17 April 2021.

Alumni Universitas Indonesia (UI) ini menceritakan perjalanan dirinya menjadi seorang mualaf.

Bahkan Carissa Grani mengungkapkan jalan datangnya hidayah kepada dirinya.

"Langsung kayak mau nangis ya, karena memang apa yang terjadi dalam hidup kita itu memang sudah tertulis dalam lauhul mahfudz, itu saya baru tahu juga setelah kemabli ke fitrah Islam ini," ungkap dokter Carisssa Grani.

Bahkan diakui oleh dokter gigi tersebut jika dirinya tak menyangka akan masuk Islam.

"Dengan latar belakang keluarga saya seperti itu, kemudian latar belakang pendidikan sekolah, kemudian dari suku juga mayoritas non muslim," jelasnya.

"Jadi nggak pernah ada dalam pikiran saya akan sampai saat ini gitu ya," tambahnya.

Dokter Carissa Grani pun menceritakan kisah mualafnya saat memasukki awal pandemi pada Maret tahun lalu.

"Itu kan kita mulai digalakkan untuk pake masker, sering cuci tangan, terus nggak boleh jabat tangan," ungkapnya mengawali datangnya hidayah kepadanya.

"Ntah kenapa saya berpikirnya saat itu kayak melihat wanita muslimah yang jaga wudhu, yang nggak boleh salaman gitu kan," terangnya.

Sebelumnya diakui oleh Carissa, jika awalnya dirinya sempat sangsi atas sikap seperti di atas, namun kini ia justru melakukan kebiasaan seorang muslimah.

"Tapi nggak tau kenapa saat awal pandemi itu saya melihatnya adalah kok kayak orang muslimah itu ya, kayak kita dipaksa semua pake niqob ya, kayak seolah-olah gitu," beber Carissa.

"Sampai saya berpikir bahwa ini ajaran agamanya kok baik sekali ya, apalagi saya dengan latar belakang medis kan," jelasnya.

Kemudian pada akhirnya Carissa pun iseng untuk mencari tahu mengenai manfaat wudhu hingga manfaat gerakan sholat.

Ia mulai mencari tahu mengenai agama Islam mulai dari yang sederhana.

"Saya lihat kok secara medis ilmiah bisa dibuktikan, tapi juga ajaran agamanya masuk gitu," tuturnya.

"Berawal dari situ sih, gerakan sholat, kenapa jarinya gini harus begitu ditekan, secara medis itu bisa dijelaskan," terang Carissa.

Akhirnya Carissa mulai terbuka hati dan pikirannya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan Islam.

Namun, masih ada pertentangan di dalam hatinya yakni mengenai doa yang diakuinya berulang-ulang.

"Hafalan, kayaknya ini doanya atau bacaannya diulang-ulang, itu sepengetahuan saya aja," ujarnya.

Namun, setiap dia meragukan sesuatu justru juga mendapatkan jawabannya.

Akhirnya mulai kegalauan menghampiri Carissa.

Bila diibaratkan saat itu dirinya seperti berada di persimpangan jalan.

"Antara saya masih lakukan yang lama tapi kok kosong, tapi untuk melakukan secara Islam belum bisa, belum belajar," ungkapnya.

Pada akhirnya selama dua minggu diakui Carissa jika dirinya justru tidak melakukan ibadah sama sekali.

"Nggak bisa nih saya harus ngalah, harus salah satu saya pikir gitu," akui Carissa.

Akhirnya Carissa memutuskan untuk menceritakan kegelisahannya terhadap temannya yang beragama Islam.

Temannya pun merespon dengan baik lantaran Carissa memiliki ketertarikkan dengan Islam.

Kemudian, teman Carissa mengarahkan dirinya untuk datang ke Mualaf Center di Jakarta Barat.

"Teman saya pun berpesan untuk mencari yang akhwat, terus kalau dia menjelekkan agama kamu nggak usah diteruskan, kalau misalnya dia nggak ngajarin tauhid juga nggak usah diteruskan, pesannya gitu," jelas Carissa.

Akhirnya Carissa memutuskan untuk menemui Bunda Sri yang ada di Mualaf Center.

Uniknya pada saat itu tepat permberlakuan lockdown.

Namun, takdir baik Allah mengantarkan Carissa untuk memeluk agama Islam pun dipermudah.

Kala itu diketahui jika selain dirinya banyak yang mengantri untuk bertemu dengan Bunda Sri.

Namun, yang bisa hanya dirinya saat itu.

Bahkan sampai hari ini belum buka lagi diceritakan oleh Bunda Sri tempat Carissa mengaji.

"Itu udah udah qadarullah ya maksudnya kalo nggak ya udah saya sampai hari ini mungkin belum syahadat juga," ungkapnya.

Saat bertemu dengan Bunda Sri, Carissa langsung diberikan penjelasan mengenai tauhid, rukun iman, rukun islam.

"Itu sambil diceritakan itu air mata nggak terasa ngalir terus ya," ungkap Carissa.

Maka setelah pertemuan dengan Bunda Sri, Carissa langsung mengucapkan kalimat syahadat dan dibimbing masuk Islam.

"Bunda ngambilkan gamis, kerudung, adzan dzuhur saya dibimbing ngucap syahadat," ujarnya.

Setelah syahadat, Carissa pun mengungkapkan perubahan besar yang terjadi dalam dirinya.

Ia mulai belajar sholat dan menghafal bacaan sholat.

Ia juga belajar dengan teman sesama muslim wanita di kantornya.

Hingga pada akhirnya ia didukung oleh teman-teman lainnya untuk membantu dokter Carissa mempelajari Islam lebih dalam.

>>>> Lihat artikel asli 

Related Posts

0 Response to "Dokter Carissa Jadi Mualaf Gara-gara Pandemi Corona, Air Mata Tak Berhenti Mengalir, Ini Kisahnya!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel