PENYEBAB KRI Nanggala 402 Retak & Tenggelam Terkuak, Mirip Dialami Kapal Selam Argentina ARA SanJuan
TRIBUNSTYLE.COM - Penyebab bodi KRI Nanggala 402 retak dan akhirnya tenggelam terungkap, disebut-sebut mirip dengan musibah yang dialami kapal selam Argentina, Ara San Juan.
Peristiwa hilang KRI Nanggala 402 meninggalkan nasib pilu dari keluarga korban.
53 awak yang merupakan prajurit TNI AL kini dinyatakan gugur.
Status kapal selam KRI Nanggala-402 sudah dinyatakan berubah status dari hilang menjadi tenggelam .
Pada Minggu (25/4/2021) didapat kepastian bahwa puing-puing kapal selam KRI Nanggala 402 ditemukan di perairan Bali Utara pada kedalaman 838 meter di bawah permukaan air.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksmana Yudo Margono, Minggu 25 April 2021 dikutip dari Kompas TV via TribunBali.com.
Dengan ditemukannya puing-puing kapal dikedalaman 838 meter, Yudo memastikan bahwa semua awak kapal selam KRI Nanggala 402 gugur alias meninggal dunia.
Selain itu, pihaknya juga menemukan pakaian kedaruratan milik awak KRI Nanggala dalam kondisi tersobek-sobek.
Bagaimana sebenarnya kapal KRI Nanggala 402 bisa mengalami keretakan?
Video viral yang tersebar pun cukup bisa menggambarkannya.
Adanya keretakan yang dialami oleh KRI Nanggal-402 diperkuat dengan penemuan sejumlah benda.
Benda-benda yang diyakini berasal dari kapal selam ini, yaitu alat shalat, busa penahan panas, komponen pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, oli untuk melumasi periskop, dan solar.
Tenggelamnya KRI Nanggala-402 disebut seperti yang dialami kapal selam Argentina ARA San Juan.
Melansir BBC (17 November 2018), kapal selam ARA San Juan menghilang 430km di lepas pantai Argentina pada 15 November 2017 dengan membawa 44 awak.
Angkatan laut Argentina menghentikan misi penyelamatannya dua minggu setelah kapal selam itu menghilang.
Namun, setahun satu hari setelah hilang, para pejabat mengumumkan kapal selam tersebut telah ditemukan 800 m di bawah permukaan Samudra Atlantik.
ARA San Juan sedang dalam perjalanan kembali dari misi rutin ke Ushuaia, dekat ujung selatan Amerika Selatan, ketika dilaporkan mengalami "gangguan listrik".
Menurut komandan angkatan laut Gabriel Galeazzi, kapal selam itu muncul dan melaporkan terjadinya "korsleting" di baterai kapal.
Kapal selam itu diperintahkan untuk mempersingkat misinya dan segera kembali ke pangkalan angkatan laut di Mar del Plata.
Kontak terakhir angkatan laut Argentina dengan kapal itu sekitar pukul 07:30 waktu setempat pada 15 November, di mana kaptennya dikabarkan mengkonfirmasi bahwa awaknya baik-baik saja.
Delapan hari setelah kapal selam itu menghilang, Organisasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir yang berbasis di Wina mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi suara beberapa jam setelah kontak terakhir kapal selam itu.
Lembaga itu, yang mengoperasikan jaringan pos pendengaran untuk memantau ledakan nuklir, mengatakan bahwa telah terjadi "anomali hidro-akustik" sekitar 30 mil laut (60 km) utara dari posisi terakhir kapal selam.
Juru bicara Angkatan Laut Enrique Balbi mengatakan bahwa air telah memasuki snorkel kapal selam, yang digunakan untuk mengambil udara dari atas permukaan saat kapal selam itu tenggelam.
Air asin menetes ke baki baterai di haluan, menyebabkan baterai korsleting dan membara, katanya.
Sebuah video yang diunggah channel Kostack Studio "Submarine ARA San Juan Simulation (Implosion + Sinking), similar to KRI Nanggala 402" yang menampilkan simulasi kerusakan kapal selam ARA San Juan dengan gambar 3D (3 dimensi) pun menjadi pembahasan sejumlah kalangan.
Mereka menilai tenggelamnya kapal selam ARA San Juan mirip dengan yang dialami KRI Nanggala-402.
Video tersebut menggambarkan badan kapal tidak kuat menahan tekanan air hingga mengalami keretakan.
Kemudian, kapal selam tersebut hancur menjadi dua bagian besar serta banyak serpihan yang terlontar dari badan kapal selam.
Badan kapal tersebut pun tenggelam hingga dasar lautan yang kedalamannya mencapai ratusan meter.
Berikut Video Simulasi Musibah Tenggelamnya Kapal Selam Argentina, Ara San Juan :
Penjelasan Pakar Soal Retaknya KRI Nanggala 402: Usia Kapal Membuatnya Tak Kuat Tekanan Air
Pakar Kelautan ITS Surabaya, Wisnu Wardhana menyampaikan, KRI Nanggala-402 diperkirakan kemampuannya sudah berkurang.
Saat ini, kemampuan kapal selam tersebut tidak bisa lebih dari 200 meter.
"Kapal ini awalnya tahun 1980 itu didesain maksimum ketenggelamannya 300 meter."
"Sekarang dengan pertambahan umur 40 tahun itu, saya perkirakan kemampuan kapal selam Nanggala ini tidak lebih dari 200 meter, berkurang kemampuannya," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (25/4/2021).
Kemudian, Wisnu menyebut, tekanan KRI Nanggala-402 sebanyak 80 bar.
"Tekanan hidrostatik air hanya 20 bar, karena setiap 10 meter kenaikan tekanan 1 bar."
"Sekarang ada info kapal ini berada di 800 meter di bawah permukaan air. Artinya tekanan yang menimpa kapal selam ini adalah 80 bar," kata dia.
Menurutnya, lambung bagian dalam kapal atau pressure hall akan pecah apabila ditekan melebihi kemampuan.
Pada bagian pressure hall ini terdapat mesin hingga menjadi tempat kru kapal.
"Di dalam kapal selam ada yang namanya pressure hall, ruang kedap udara di mana hidup di situ kru, permesinan, tangki, baterai, dan seterusnya," ungkap Wisnu.
"Kalau itu ditekan dengan tekanan yang melebihi kemampuan dia untuk bertahan, maka bisa dipastikan struktur pressure hall itu pecah."
"Saya bisa memastikan itu, karena dari 200 meter menuju ke 800 meter adalah empat kali tekanan standarnya," jelas dia.
Lihat video mulai menit ke 8:35
Terjadi Keretakan di Kapal
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, keretakan besar pada KRI Nanggala-402 berpotensi membuat air masuk ke dalam badan kapal selam.
Mengingat, semakin dalam laut, semakin kuat pula tekanannya.
"Keretakan air masuk kemungkinan ada (penyebabnya) tapi ada kemungkinan juga ada bagian kabin yang air tidak bisa masuk."
"Karena dalam kapal selam kan ada sekatnya, kalau itu ditutup air tidak bisa masuk. Itu juga ada kemungkinan seperti itu," kata Yudo dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Namun, Yudo mengaku masih ada kemungkinan air yang masuk tidak sampai ke bagian kabin.
Sebab, bagian dalam kapal selam terdiri dari kompartemen yang disekat atau ditutup dengan pintu putar kedap.
Sehingga, jika keretakan terjadi pada bagian depan kapal selam dan ABK sempat menutup pintu-pintu penyekat, maka kemungkinan air tidak masuk jauh ke bagian dalam masih bisa terjadi.
"Kalau retak mungkin di depan, ABK sempat menutup, jadi kemungkinan tidak kemasukan air di situ."
"Jadi ada kompartemen yang bisa ditutup dengan pintu kedap yang diputar," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Misteri Sebelum KRI Nanggala Tenggelam, Ini Penyebab Kapal Selam Retak
0 Response to "PENYEBAB KRI Nanggala 402 Retak & Tenggelam Terkuak, Mirip Dialami Kapal Selam Argentina ARA SanJuan"
Posting Komentar